Sepi dan Sendiri di Tengah Keramaian

Assalamu’alaykum, para pembaca semua.
Apa kabarnya?
Sudah lama sekali saya tidak menulis, maka izinkan saya menulis sederet kalimat malam ini.

Apa kabar iman kita semua?
Sudahkah hari ini kita beramal dengan maksimal?
Sudah, tidak perlu dijawab, renungi saja di dalam benak masing-masing. Jika memang sudah, Alhamdulillah. Jika belum, maka esok kamu pasti bisa lebih maksimal lagi, Insya Allah.

Sebenarnya, topik tulisan kali ini bukan tentang itu, tapi tentang kerinduan akan amalan yang maksimal.

Pernahkah kalian semua merasakan seperti sendiri, padahal dikelilingi orang ratusan, bahkan ribuan orang. Dalam keseharian kita, saya yakin sedikit sekali dari kita yang tidak bertemu banyak orang. Kesibukan-kesibukan duniawi kita sering kali mengharuskan kita berpapasan dengan banyak sekali orang, entah itu sekadar berpapas, sekadar tersenyum, sekadar menyapa, atau berlanjut membicarakan beberapa hal. 

Ada banyak sekali orang yang kita temui setiap harinya, tapi pernahkah kalian merasakan sepi? Merasakan sendiri?

Kadang kala jika perasaan semacam ini muncul, sering kali kita merasa bingung. Ya Tuhan, aku punya banyak orang di sekelilingku, banyak yang berbicara denganku setiap hari, bahkan tidak jarang banyak yang tertawa bersamaku. Tapi kenapa harus merasa sendiri dan kesepian?
Kadang kala, jika perasaan semacam ini muncul, sering kali kita merasa seperti ada sesuatu yang hilang, seperti ada sesuatu yang kita cari, sementara kita sendiri tidak mengerti apa yang sesungguhnya dicari.

Jika kalian pernah merasakan hal demikian, maka selamat! Mungkin memang membingungkan, gelisah, bahkan kadang sedih karena merasa sepi dan sendiri, namun kadang saya memaknainya sebagai bentuk panggilan Rabb kepada hamba-hamba-Nya.

Jika sedang merasakan hal demikian, percayalah, sebenarnya memang semuanya baik-baik saja. Satu hal yang mungkin sedang tidak sebaik hal lainnya adalah hubungan kedekatan kita terhadap Allah.

Jika sedang merasakan hal demikian, maka sebenarnya hal yang kita cari adalah pendekatan kepada-Nya. Cobalah, saat merasa sendiri, merasa sepi di tengah keramaian, di tengah kesibukan duniawi, ambil wudhu dan bentangkan sajadah kita. Cobalah, shalat beberapa rakaat, lantas resapi setiap detik kita bercengkerama dengan-Nya. Berdialoglah dengannya, meski kadang rasa sepi dan sendiri di tengah keramaian ini membuat kita tidak tahu harus bercerita bagaimana. Namun percayalah, sekalipun kita tidak berbicara, Allah mengerti maksud hati kita.




Tidakkah hatimu bergetar?
ketika Allah memanggilmu
dengan penuh rindu
melalui rasa itu


Mungkin selama ini
kita terlalu berjarak dengan-Nya
karena urusan duniawi
tapi percayalah, melalui rasa ini
Dia ingin bilang rindu pada kita


Ketahuilah
Saat kita terlalu sibuk
Saat kita terlalu acuh
Kalbu kita sebenarnya butuh
Kedekatan dengannya


Maka, haruskah kita mencari jawaban
hingga ke seantero dunia?
Sementara jawabannya ada
antara kening dan sajadah
antara tangan dan bibir



Wallahu’alam, sesungguhnya yang menulis pun sama luputnya dengan manusia lain. Hanya saja, ada kalanya mengingatkan juga menjadi sebuah bagian pembelajaran. Kadang kala, mengingatkan justru adalah peringatan.



Depok, 4 Desember 2017
8.35 PM

FN

Komentar

Posting Komentar